- Back to Home »
- Gaya-gaya Geologi
Posted by : Unknown
Minggu, 18 Agustus 2013
GAYA – GAYA GEOLOGI
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses
pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama.
Perubahan permukaan bumi terjadi oleh gaya geologi, yaitu gaya-gaya yang bekerja
mempengaruhi perubahan muka bumi baik bersifat membangun (konstruktif) maupun
merusak (destruktif). Gaya-gaya tersebut dapat berasal dari dalam
bumi (endogen) atau berasal dari luar bumi (eksogen) . Gaya geologi
terdiri dari gaya endogen dan eksogen.
A.
Gaya Endogen
Gaya endogen ialah tenaga yang berasal
dari dalam bumi. Gaya endogen dapat berasal dari beberapa aktifitas, antara
lain tektonisme, vulkanisme dan seisme. Aktivitas tektonik
adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada
kerak bumi (lithosphere). Hasil dari
tumbukan antar lempeng dapat menghasilkan gempa bumi, pembentukan pegunungan (orogenesa),
dan aktivitas magmatis/aktivitas gunung api (volcanism).
1. Tenaga
Tektonik
Tenaga tektonik (tektonisme) adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya pergeseran dan perubahan letak lapisan
batuan, baik secara horizontal (gerak orogenetik) maupun secara vertikal (gerak
epirogenetik).
a. Gerak Orogenetik
(Orogenesa)
Yaitu pembentukkan gunung
meliputi daerah yang sempit dan dalam waktu yang relatif singkat. Gerak itu
dapat menimbulkan,
1) Lipatan
Gerakan tekanan
horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan
menyebabkan relief-relief muka bumi berbentuk pegunungan. Contoh,
pegunungan-pegunungan tua seperti pegunungan Ural. Lipatan ini terjadi pada
zaman primer.
Gambar 1. Proses terjadinya lipatan
Perhatikan gambar di
bawah ini :
Gambar 2. Berbagai jenis lipatan
a. lipatan tegak d.
lipatan menggantung
b. lipatan miring e. lipatan isoklin
c. lipatan rebah f. lipatan kelopak
Gerakan tekanan
horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak
atau patah. Misalnya, tanah turun (Slenk), tanah naik (Horst), dan fleksur. Macam-macam
sesar badasarkan arah geraknya dibedakan menjadi :
a) Sesar naik
dan sesar turun
Bidang patahan yang
atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesar disebut sesar turun. Sedangkan
yang atap sesarnya seakan-akan bergerak naik disebut sesar naik. Contoh sesar
di Indonesia adalah sistem patahan di Bukit barisan (dari Sumatera Utara sampai
teluk Semangko di Sumatera Selatan)
b) Graben atau Horst
Graben adalah sebuah
jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar,
sempit dan panjang.
c) Sesar
mendatar
Sesar mendatar
adalah sesar yang tegak lurus yang bergesar secara horisontal walaupun ada yang
agak vertikal.
Gambar 3. Jenis-jenis patahan
b. Gerak Epirogenetik
Gerak naik atau
turun dari permukaan bumi, meliputi daerah yang luas dan berlangsung lambat.
Gerak epirogenetik dibedakan menjadi :
1. Gerak
Epirogenetik Positif, bila permukaan bumi turun atau seolah-olah permukaan air
laut naik.
2. Gerak
Epirogenetik Negatif, bila permukaan bumi naik atau seolah-olah permukaan air
laut turun.
2. Tenaga vulkanik
Tenaga Vulkanik (Vulkanisme) adalah proses pergeseran magma di
dalam bumi. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang
menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan
magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam maka dinamakan intrusi
magma', sedangkan apabila penyusupan magma sampai keluar ke
permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
3. Seisme (Gempa
Bumi)
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses
terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut :
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat
tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan
ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan
bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat
aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di
sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat
setelah letusan.
Gambar 4. Letusan
gunung api
(3) Gempa runtuhan atau longsoran:
terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang
dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang
runtuh.
B.
Gaya Eksogen
Gaya eksogen yaitu tenaga yang
berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk
permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang
terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah
bentuk permukaan bumi. Tenaga eksogen
dibedakan menjadi 4 antara lain :
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses pengrusakan atau
penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah
berbeda-beda tergantung unsur-unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah
tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat
mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa
meter saja.
Gambar 5. Pelapukan oleh air
Menurut proses terjadinya
pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pelapukan fisik dan mekanik.
a. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun
ukuranya.
Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik.
Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
3. Berubahnya
air garam menjadi kristal.
b. Pelapukan organik
Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang
dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu
karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
c. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya
berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur
(Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air
yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan
dapat menimbulkan gejala karst.
2. Pengikisan
Definisi pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa
batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang
bergerak di atas permukaan bumi. Ditinjau dari pelaku yang mengikis batuan,
pengikisan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pengikisan oleh air (yang mengalir). Pengikisan jenis ini berikutnya
lebih tepat disebut erosi (erosion). Pengikisan oleh air yang
mengalir ini juga sering disebut ablasi
2. Pengikisan oleh gelombang laut. Pengikisan yang pelakunya berupa
gelombang laut disebut abrasi.
3. Pengikisan oleh angin. Pengikisan yan dilakukan oleh angin disebut
deflasi (deflasion).
4. Pengikisan oleh gletser. Pengikisan yang pelakuknya adalah gletsyer
disebut eksarasi.
3. Pengendapan
Sebelum menjadi batuan sedimen, awalnya terjadi proses pengendapan yang
kemudian akan mengalami suatu proses litifikasi membentuk batuan beku. Berikut
beberapa cara pengendapannya :
1. Pengendapan secara mekanik
Batuan sedimen hasil
dari pembentukan secara mekanik dapat dibagi berdasarkan ukuran butir. Batuan
ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dahulu yang mengalami
pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air, angin, atau ombak dan diendapkan di
tempat lain yang lebih rendah. Setelah itu mengalami proses diagenesis menjadi
batuan yang kompak. Pengendapan dapat terjadi di mana-mana, baik di daratan
(tepi rawa, danau), pantai, dan di bawah permukaan laut.
2. Pengendapan secara kimiawi
Pembentukan endapan
ini karena proses penguapan pada larutan, sehingga menjadi jenuh dan yang
tertinggal hanya kandungan garam. Biasanya endapan ini tersusun dari
kristal-kristal garam, misalnya garam dapur, gips, dan sebagainya. Tidak
ditemukan fosil (bekas hewan atau tumbuhan) karena terbentuk pada air yang
mempunyai konsentrasi tinggi sehingga tidak ada kehidupan.
3. Pengendapan
secara biologis (organik)
Batuan sedimen yang
terbentuk oleh adanya organisme, baik berupa binatang ataupun tumbuhan.
Gambar 6. Pengendapan yang membentuk batuan sedimen
4. Masswasting
Secara garis besar
gerak masa batuan (Mass Movement)
dapat diartikan sebagai perpindahan material batuan di permukaan bumi akibat
gaya grafitasi yang dimiliki bumi. Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu
yang singkat maupun waktu yang lama. Satu ciri yang dapat digunakan sebagai
acuan bahwa bentuk lahan yang ada akibat adanya pergerakan masa batuan adalah
tidak adanya sortasi/pemilahan material. Seluruh material baik kasar maupun
halus akan tercampur aduk menjadi satu. Perpindahan Masa Batuan ini sendiri
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain :
a. Tipe Creep (Rayapan)
Rayapan merupakan
gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses rayapannya hampir tak
dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini hanya bisa diketahui
dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik atau dengan
melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka
tipe Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.
Gambar 7. Gerak masa batuan tipe rayapan
b. Tipe Luncuran (Slides)
Tipe Luncuran ini lebih
sering dikenal orang awam dengan bencana tanah lonsor. Gerakan masa batuan
seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum luncuran batuan
dapat diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi menuruni lereng
dengan cepat. Berdasarkan bidang luncurannya maka tipe pepindahan masa batuan
ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran yang
memiliki bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan
luncuran yang memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational
slide contoh: Slump.
Gambar 8. Gerak masa batuan tipe luncuran
c. Tipe Aliran
Gerak Masa Batuan
tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan). Tipe aliran
ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material yang
terpindahkan. Menurut Vames (1978) aliran masa batuan dapat dibedakan menjadi
aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris avelanche. Dari berbagai tipe
tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe aliran yang paling
lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah memiliki kejenuhan yang
tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung pada medan dengan
kemiringan hanya 1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.
d. Tipe Heave
Gerak masa batuan
bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut tanah. Tanah yang
banyak mengandung lempung smectile
biasa mengalami kembang kerut. Ketika tanah ini mengembang maka volume akan
bertambah kearah tegak lurus bidang lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan
kearah lereng bawah. Tipe heave sendiri masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah
dan rayapan talus. Tipe heave ini dikendalikan oleh kuanitas kandungan tanah
terhadp lempung jenis smectile atau illit dan relief mikro akibat adanya proses
kembang kempis.
e. Tipe Jatuhan
Gerak masa batuan
bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada umumnya
fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit menemui
tip pergerakn masa batuan seperti ini. Suatupengecualian pada tebing sungai
yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.
f. Tipe Runtuhan (Subsidence)
Ciri utama dri
pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang batuan yang ada.
Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa batuan
diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.
sumber :
Endarto, danang . 2005 . Pengantar Geologi Dasar .
Solo : UNS Press
terima kasih atas informasinya
BalasHapusTerimakasih 😊😀
BalasHapus